Mittwoch, 15. Februar 2017

Menikmati musim dingin di Postalm

😁





Saya: "Inge, hiking di Postalm tanggal 09 Februari, berat ngga?"
Inge: "ngga Dian, cuma sekitar 2,5jam, light hiking, ngga nanjak tinggi, yang penting kita bergerak aja dan menikmati cuaca cerah diatas sana".
Saya: "ok, kalau begitu saya hadir",
Inge: "sip, mudah2an cuaca cerah ya, karena kalo cuaca jelek percuma kesana".
Saya: "Amin. Menurut ramalan cuaca sih bakal bagus, hehe, udah ngga sabar pengen ketemu kamu lagi, udah lama kita ngga ketemu ya".


Saya excited sekali tentang hiking kali ini, padahal belum pernah ke daerah itu tapi jadi semakin penasaran. Setelah operasi tahun lalu yg cukup menyita kondisi saya, belum pernah lagi melakukan hiking, jadi saya agak khawatir apa cukup kuat untuk memulai hiking lagi terutama kalo nanjaknya terlalu tinggi dan rute hiking terlalu panjang. Untungnya Inge kenal baik kondisi saya karena tahun2 sebelumnya cukup sering hiking bersama dia, jadi kalo dia bilang ngga berat, itu berarti cocok dengan kondisi "kefitnesan" saya hihiihi, pemula gitu lho..:-)







Saya cerita sedikit tentang area Postalm ini ya.

Postalm dengan luas 42 km persegi, termasuk mountain pastures terbesar di Austria dan nomer 2  high plateau terbesar di Eropa, letaknya di kommune Strobl, provinsi Salzburg,  di ketinggian 1300-an meter a.s.l. Sekitar 30 menit driving dari kota Salzburg.


Di musim dingin digunakan sebagai arena bermain ski, cross country skiing, snow-rackets hiking atau hiking dengan winter boots biasa di jalan yang selalu dibersihkan dari salju tebal.  

Tapi Postalm ini salah satu pasture yg digemari turis lokal dan manca negara di setiap musimnya. Di musim panas para mountain biker bisa menikmati area yg luas ini. Saking luasnya bahkan untuk hiking juga banyak sekali jenisnya, dari route yg sangat pendek sekitar 5 km dan cuma nanjak 100 m sampe yg berkilo-kilo meter dengan penanjakan sampai 1000m. Tinggal disesuaikan dengan kondisi kefitnesan masing-masing orang saja.
 




awal hiking, masih ketutup salju nih




Untuk masuk ke area Postalm harus bayar toll, iya toll, ngga salah baca kok..heheh. Kalau masuk dari Abtenau tiap mobil dikenakan biaya 8€, sedangkan kalau masuk dari arah Strobl malah kena 8€ per orang. Jadi mesti diinget-inget kalau mau jalan-jalan kesini harus masuk dari arah Abtenau, jangan dari Strobl, rugi ya. Entah alasan apa kenapa mereka bikin tarif yang berbeda.







 ketemu turis dari Jerman, langsung deh minta bikin photo, supaya ada foto group komplit nih hehe





Untuk hiking yang di organisasi oleh Inge ini, kami memakai 2 mobil berangkat dari Salzburg dengan 5 orang peserta. Sampai di Abtenau sudah menunggu Mathilda dan Ilke yang memang tinggal disitu, jadi kami berganti mobil menggunakan mobil mereka, total semua peserta ada 7: Inge, saya, Mathilda (ternyata kami sudah pernah 1x hiking bersama juga), Maria (baru kenal disitu dan ternyata rumahnya tidak jauh dari tempat tinggal saya), Ilke, Monika dan Gabi.


Hiking dengan Inge ini menarik karena dia tau banget wilayah Salzburg dan membuat spesialisasi hiking khusus untuk perempuan. Dan tiap kali hiking selalu kenalan dengan orang baru, jadi Network juga tambah luas.


Balik lagi ke perjalanan ke Postalm ya. Setelah sampai di Abtenau, tepatnya di Voglau, perjalanan masih butuh beberapa menit untuk sampai ke Postalm, jalannya berliku2 tipikal jalan di pegunungan dengan pemandangan yang bener-bener menakjubkan.





winter wonderland, seperti di kartu pos

Di beberapa bagian jalan masih ada yg berlapis salju dan licin, harus hati-hati sekali mengendarai mobil kesini. Dalam hati saya bersyukur cuma jadi penumpang doang hahaha.
Kami memarkir mobil di bagian parkiran yg terakhir, artinya setelah parkiran ini ngga ada lagi satu mobilpun yg boleh melalui jalan keatas, kecuali tentunya mobil pembersih salju.
Diputuskan oleh Inge dan Mathilda yg kali ini jadi guide kami, karena dia juga orang lokal yang bekerja part time jadi guide hiking untuk Tourist di Postalm ini, bisa dibayangin kan, dia kenal setiap sudut lokasi ini, untuk mengambil route nomer 2, route singkat plus ringan, dan seandainya waktu juga tenaga masih ada bisa diperpanjang hiking ini, fleksibel lah intinya. 

berhubung bukan weekend jadi yang hiking cukup sedikit


Yah, seperti bisa diliat di foto-foto ini, ngga ada satu sudutpun yg kami lewati, yg tidak fotogenik, sampai rasanya susah untuk melanjutkan jalan, karena sibuk jepret-jepret hehe.
Hangatnya sinar matahari juga membuat mood jadi tambah ok banget. Berkali- kali terucap kalimat yg cuma mengambarkan keindahan alam ini, bahkan peserta lain pun yg notabene orang asli Salzburg masih tercengang-cengang, apalagi saya yg orang asing.

jalan ke arah Panorama danau Wolfgangsee

luaaasss... putih salju dan langit biru mendominasi warna hari itu


Cuma satu yg disayangkan dalam hiking ini, Panorama ke arah danau Wolfgangsee ketutup kabut, ngga keliatan danaunya Cuma gunung Schafberg aja yg keliatan menjulang diatas kabut..




Berghütte
 


Berghütte (foto dari deket) yg berfungsi sebagai restorant, yg ini cuma buka kalo Weekend aja


pohon-pohon yg diselimutin salju atau embun yg mengkristal

pemandangan gunung Schafberg yg menjulang putih itu dikejauhan


Seperti kebiasaan orang sini kalo hiking selalu di tutup dengan makan & minum di Berghütte, istilah untuk restorant di pegunungan yang tentunya di design dan pernak-perniknya khas dan kental dengan yg berbau tradisional, tentu saja begitu juga makanan dan minuman yg ditawarkan.
Setelah ketemu dengan Hütte yg pertama ternyata terasnya penuh, kami lanjut jalan menuju Hütte yg berikutnya, untung masih dapet tempat di teras yg kena sinar matahari. Saat makan dan minum ini lah biasanya kami mereview perjalanan hari ini dan membicarakan rencana hiking yang berikutnya, juga tuker-tukeran nomer telpon atau email, kadang juga resep masakan hehehe.. pokoknya nice deh kalo ketemu dengan orang yang punya hobi sama: nature..



Salah satu Berghütte Yang buka dihari biasa


Selesai makan minum, puas mandi matahari juga sudah, badan  seger setelah bergerak di udara yg bersih, nice chit Chat ala cewek, pokoknya hari yg sempurna banget... 
Sebetulnya berat ninggalin tempat indah seperti ini, tapi akan ada tempat-tempat menarik  lain yg nunggu untuk di nikmati, iya ngga?

meja makan kami di teras Stroblhütte





Terima kasih atas kunjungannya..
Salam dari Seekirchen, Salzburg
Dian

Samstag, 14. Januar 2017

Super cold, super snow di awal 2017



😆😆
danau Wallersee yang ketutup es dan salju

Musim dingin identik dengan  salju  dan temperatur yang bikin mengigil sebetulnya untuk yang tinggal di Austria sudah bukan hal yang baru atau spesial. Tapi entah karena global warning atau alasan lain, wilayah yang letaknya dibawah 1000m a.s.l sekarang ini di Austria, hujan salju dan temperatur super rendah bukan hal yg otomatis lagi, at least 17 thn terakhir selama saya tinggal disini, kebetulan saya tinggal di kota yg letaknya cuma 550m a.s.l. 



 bangku di pinggir danau
Jadi saya semakin excited begitu liat ramalan cuaca di awal bulan Januari ini.. yuhuu.. salju.. temperatur sampe minus 19C, brrr..brrrr..Saya ngga bisa bayangin tentu aja gimana rasanya temperatur serendah itu, belum pernah ngalamin sih hehehe..

Dan memang ramalan cuaca disini seringnya tepat, mulai tanggal 4 Januari, salju turun cukup banyak, bahkan tanggal 5 Januari saya jalan kaki ke kampung sebelah yang jaraknya sekitar 8km disaat hujan salju. Tentang jalan kaki ini akan saya ceritakan di post terpisah.





gulungan jerami, iya di kota kecil tempat saya tinggal masih ada beberapa petani sapi perah dan jerami ini sumber makanan meaeka selama winter






Tentunya yang pengen saya rasain ya gimana  berada di luar rumah dalam temperatur dibawah minus 6C, karena siang hari   yg saya alami selama musim dingin disini, jarang sekali lebih rendah dari itu.
Pas tanggal merah 6 Januari, cuaca cerah dan temperatur siang hari mencapai minus 9C, yang saya tunggu akhrinya dateng juga hahaha..








route favorite kalo jalan Kaki keliling kampung hehehe


Setelah sarapan yang cukup telat hehehe, udah siang baru selesai, saya keluar rumah untuk jalan kaki keliling kota Seekirchen yg kecil ini. Dari rumah lewatin stasiun kereta, ke arah danau Wallersee, berhenti sejenak disana, saya liat karena ada Team water rescue lagi latihan di danau. Sayangnya pas saya sampai danau mereka selesai latihan. Air di danau memang sudah membeku tapi masih tipis lapisan esnya jadi belum boleh untuk diinjak atau untuk aktivitas yang lain seperti ice skating.


tempat parkir boat dengan" boat house" nya
Dari danau lalu jalan menuju boat house, salah satu spot favorite untuk motiv foto saya..hehehe, ternyata jalan kesini dengan salju yg tebel agak susah hahaha, keliatan kalo saya orang pertama di hari itu yang jalan kesini, ngga ada jejak kaki lain..hehehe 





padang rumput yg jadi padang salju

Dari boat house route yang saya ambil untuk menuju ke arah balik pulang  adalah route khusus pejalan kaki/pengendara sepeda.  Terus terang saya kurang suka jalan Kaki kalo route berangkat dan pulangnya sama hahaha, jd selalu milih route "lingkaran".
Matahari yang sudah mulai rendah posisinya membuat suasana jadi agak gimana gitu, cahayanya bagus banget, kalo back light gitu seperti Foto diatas.






sungai Fischach Yang bermuara ke danau Wallersee


Spot diatas adalah foto terakhir Yang saya jepret dari jalan mengelilingi kampung hari itu. Total sekitar 5,5km jalan hari itu dan kesimpulannya ternyata jalan di minus 9 dengan cuaca cerah dan tanpa angin itu menyenangkan, ngga berasa lebih dingin dibanding minus 6 kok. Udah ngga penasaran sekarang gimana rasanya berada di luar di minus 9C hehehe..

Sampai ketemu lagi di cerita yg lain..
Salam dari Seekirchen, Salzburg.

Montag, 19. September 2016

Perkedel Tahu



Setelah 10 hari nginep di rumah sakit, rasanya cuma satu yang ada dikepala : 
MAKAN MASAKAN INDONESIA atau at least yang berbau2 asia/indonesia, ngga mesti nasi komplit atau sejenisnya, Indomie juga sebetulnya udah cukup hahahaha. Eh, dilalah buka lemari kok masih ada 1 bungkus Indomie yang saya beli waktu di Berlin. Dalam hati: Alhamdulillah, terpenuhi rasa kangen "bau" asia hahaha. 

Berhubung kekuatan dan gerak saya masih agak terbatas jadi saya ngga bisa masak yang ribet2, setelah Indomie abis, saya buka isi kulkas untuk ngira2 apa yang gampang disulap jadi makanan lezat. Taraaa, udah bisa ditebak deh kalo pilihan jatuh ke bakso, salah satu makanan favorit saya yang selalu pas dimana saja kapan saja..hehehe


bakso dengan bihun, tomat dan irisan daun kol, enaaakkk..

Bikin bakso kuah gini kan gampang aja, pasti semua penggemar makanan ini udah tau deh, ya ngga?. Saya selalu punya persediaan bakso buatan sendiri di freezer, juga daging untuk kuahnya, jadi tinggal defrost aja. Bumbunya cukup bawang merah dan putih yg dicincang halus lalu ditumis hingga harum tambahin lada yg fresh tumbuk dan garam, beri air secukupnya, masak daging dengan api kecil hingga empuk dan harum. Tambahan irisan daun bawang dan seledri makin bikin kuah bakso ini makyoss.. Oh ya saya makan mie kuah bakso ini 3 hari hahahha, tiap kali mau makan cukup iris tomat, daun kol, daun bawang n seledri unutk taburannya, praktis dan bikin hepi..:-)

Tapi sebetulnya yang mau saya bagi resep adalah perkedel tahu nih. Terinspirasi dari postingan Alex di Facebook, saya coba perkedel tahu dengan daun kunyit segar, yg kebetulan lagi ada di pot dan udah melambai-lambai minta dipanen..hehehe



Untung masih ada 1 bungkus tahu putih yang juga harus di olah sebelum masa kadaluarsanya lewat.

Bahan yang dibutuhkan untuk 10 buah perkedel tahu seperti di foto ini :


400 g tahu putih
1 butir telur
1 sdm tepung terigu
2 siung bawang putih ukuran besar, cincang halus
3 siung bawang merah ukuran besar, cincang halus
1 sdt ketumbar, sangrai, haluskan
1/2 sdt lada hitam, sangrai haluskan
masing-masing 1 sdm irisan halus daun kunyit, daun jeruk dan daun chives (alternativ daun bawang)
4 sdm minyak sayur
garam sesuai selera




Cara membuat:
1. Tumis bawang merah dan bawang putih dengan 1 sdm minyak hingga lemes, sisihkan.
2. Remas-remas tahu dengan tangan hingga hancur.
3. Kocok telur sebentar saja hingga putih dan kuning menyatu.
4. Masukkan semua bumbu beserta daun-daun dan telur kedalam tahu yang sudah diremas tadi, campur rata. tes rasa dan masukkan juga tepung terigu.
5. Bentuk perkedel sesuai selera.
6. Goreng perkedel dengan sisa minyak diatas teflon sampe kuning keemasan.




Selamat mencoba dan salam hangat dari Salzburg,
Dian

Sonntag, 28. August 2016


Ketika males ke dapur, tapi pengen makan enak dan sehat..              




Saya tidak termasuk perempuan yang seneng menghabiskan waktu berjam-jam berkutek di dapur untuk membuat satu menu (atau beberapa menu). Dan menurut saya menu masakan Indonesia termasuk ribet, dari mulai nyiapin bumbunya yang beraneka macem sampe motong-motong bahannya, plus waktu memasaknya. Mangka dari itu saya jaraaanng sekali masak menu makanan Indonesia. Tapi bukan berarti saya tidak suka masak, apalagi ngga doyan masakan Indonesia, saya cuma tidak suka masak masakan yang butuh waktu lama alias bikin repot hehehe.. Sekali-sekali "repot" sih ok, kalo lagi kangeeenn banget masakan Indonesia ya bikin juga, daripada ileran hehehe..

Untungnya saya dan suami termasuk orang yang sangat gampang dalam soal makan, artinya saya sebagai orang Indonesia tidak harus makan nasi tiap hari, dan dia "orang bule" tidak harus makan kentang atau roti tiap hari. Kami berdua punya kesukaan yang sama yaitu makan menu yang "light" dan praktis. Sayur atau salad harus ada di meja makan tiap kali kami makan, dimusim panas bahkan seringnya salad dijadikan menu utama, tanpa ada embel-embel tambahan lain tetapi tentunya salad sebagai menu utama bahannya agak berbeda dengan salad yang hanya sebagai pelengkap.

Beberapa hari lalu saya membuat menu yang keliatannya mewah dan komplit karena terdiri dari 3 jenis masakan yaitu: kentang panggang, paha (bagian atas) kalkun panggang dan salad, padahal itu menu saya kalo lagi kepepet ngga tau masak apa dan bener-bener ngga mood ke dapur..

Mau tau rahasia kenapa 3 menu itu gampang dan ngga ribet? Kentang dan paha kalkun panggang dibumbuin dengan bumbu yang hampir sama dan cukup masuk ke oven tanpa harus di tongkrongin di dapur. Salad dibuat pada saat yang di oven sudah hampir matang, atau saat oven sudah dimatikan. Gampang kan?

Paha Kalkun Panggang
1 paha kalkun bagian atas, lap bersih, kerat-kerat kulitnya. Letakan di pinggan tahan panas yang ada tutupnya. Beri bumbu lada hitam yg baru digiling, garam, bawang putih bubuk, thyme kering, rosmari kering. Pijet2 daging kalkun, supaya bumbu meresap. Diamkan kurang lebih 30 menit. Sebelum dimasukin ke oven tambahkan beberapa potongan butter. Tutup pinggan tahan panas dengan alufoil (kalau pinggannya ngga ada tutupnya). Masak hingga matang, sebelum diangkat supaya kulitnya crispy, buka wadahnya dan lanjutan panggang beberapa menit hingga kulitnya kecoklatan. Karena suami saya suka bawang bombay, jd saya kasih juga bawang bombang yg bibelah dua disini.





Kentang Panggang
Cuci bersih kentang, belah 2 atau 4 tergantug besarnya. Taruh di pinggan tahan panas. Taburin bumbu yang sama dengan kalkun cuma bedanya terakhir taburin paprika bubuk dan beberapa tetesan minyak olive. Kentang ini ngga butuh waktu lama untuk dipanggang, kurleb 30 menit, jadi kalo si kallkun dah 1/2 mateng, masukan kentang ke oven, tutup dengan alufoil ya, nanti kl dah mo mateng baru dibuka  dan panggang beberapa menit. Sama prosesnya seperti si kalkun.

kentang yang siap dimasukin ke oven


kentang siap disantap 


Summer salads
Kalau ini simple banget, variasi sayurannya sesuai selera. Saya selalu punya tomat, timun, daun salad. Itu basic salad saya.  Di foto ini saya kebetulan punya avocado dan keju yunani yang seperti tahu bisa dipotong, cocok juga untuk salad ini. Pokoknya jangan takut, ngga ada yg salah dalam membuat salad..hehehe Marinadenya cuma lada hitam, garam, sedikit gula, cuka apel dan olive oil. Bumbu segar seperti daun chives, parsley, basil dan potongan bawang bombay juga jadi penambah aroma.

Salads yang seger dan sehat


Selesai makan malam yang tersisa dari menu diatas cuma kentangnya aja..
Semoga bermanfaat dan boleh juga dong share resep dan trik gampang kalian.

Salam hangat!
Dian


Samstag, 20. August 2016

Kopi darat Anggota Kompakan Eropa




Sejak bergabung dengan community Uploadkompakan di Instagram, saya sudah beberapa kali ketemu dengan anggotanya baik di Indonesia atau pun di Salzburg, kota tempat saya tinggal sejak tahun 2000.

Oh ya mungkin perlu dijelasin apa itu Uploadkompakan sebelum cerita lebih panjang lebar. Jadi community ini terbentuk di Indonesia, salah satu pendirinya Echi Sofwan. Para pengguna Instagram dari seluruh dunia bisa menjadi anggota, kalo sudah di approved keanggotaannya bisa ikutan posting foto sesuai tema harian, jadi community ini emang khusus untuk yg seneng jepret2 dan tentu aja  pertemanan, cocok banget dengan misi saya didunia persilatan sosmed. 

Berhubung anggota Community ini tersebar diseluruh dunia, untuk mempermudah koordinasi anggota dibentuklah group2 kompakers sesuai dengan lokasinya dan setiap group ini punya "lurah" masing-masing, jadi beneran udah mirip seperti community di dunia nyata, dan karena saya tinggal di Salzburg dan satu2nya yg jd anggota uploadkompakan, ngga mungkin dong bikin group sendiri, jadi yg tinggal di Eropa bergabunglah dengan nama Kompakerseropa. Selain di Instagram kami juga berkomunikasi di WA group ini, segala macem tema dibahas disini dan saya mendapat kesan kami semua mempunyai misi yang sama yaitu bersosialisasi dengan penuh respek.

Ide untuk ketemu di Berlin dateng dari Bethie, yg awalnya cuma mau nonton konser Sting. Begitu ide itu dilontarkan di WA, saya sudah tertarik untuk ikutan, karena biar gimanapun udah lamanya kita "ngobrol" di sosmed atau WA, kalo belum ketemu muka tuh seperti ada yg masih kurang ya.

Singkat cerita, dari 30an anggota Kompakerseropa ada 6 yg punya  waktu untuk bergabung di Berlin. Waktu untuk ketemuan ini tentu aja disesuaikan dengan konser Sting walau yg pergi nonton cuma Bethie aja dari group ini, jadi 30 Juli - 2 Agustus, ditentukan untuk kami yg akan nginep di satu kamar hotel, yaitu Anggi, Bethie, Deny dan saya, sementara Mindy yg juga saat itu akan berada di Berlin dalam rangka liburan musim panasnya dengan keluarga akan bergabung disalah satu hari itu dan Mia yg tinggal di Hannover, cuma akan bikin "me time" ke Berlin alias one day trip untuk  bergabung dengan kami. Kurang lebih 1 bulan sebelum hari H, kami sepakat untuk membooking  hotel karena kalo terlalu mepet takut ngga dapet harga yg murah lagi atau udah malah ngga dapet kamar karena tau sendiri itu musim liburan summer.                

So, hotel dah dibooked, udah dibayar, berarti mulai lah hunting tiket. Dari Salzburg, saya punya 3 alternativ ke Berlin, dengan bis, kereta atau pesawat. Semua tentunya punya sisi enak dan ngga enaknya. Setelah bolak balik mikir, liat portal online perbandingan harga pesawat, balik lagi liat harga tiket kereta dan bis. Akhirnya kalo ngga salah 1-2 minggu sebelum hari H saya mutusin untuk berkereta ke Berlin, lumaya lama sih 8,5 jam, tapi karena saya sudah biasa berkereta di Eropa terutama yg antar negara ini, dan boleh dibilang selalu berkesan positiv, jadi saya tidak ragu lagi untuk beli tiket online Salzburg-Berlin p.p yang saat itu ada penawaran spesial cuma 83,-Euro sudah termasuk reservasi bangku.
  

  
Lobby utama train station central

Perjalanan Salzburg-Berlin Alhamdulillah tanpa hambatan, cuaca cerah waktu itu. Saya cuma perlu  ganti kereta di Munich. Untuk mengisi waktu saya bawa Ipad mini, sebelum berangkat udah download beberapa buku untuk temen di jalan dan ini menolong banget kalo pemandngan diluar ngebosenin saya baca buku, kl diluar menarik saya jepret2 dan sekali2 juga ngobrol dengan 2 remaja yg duduk didepan saya. Dari percakapan dengan mereka saya tahu bahwa naik bis antar negra negara terutama budget bus ngga di rekomen karena sering telaaaattt dan telatnya bukan 10 menit tapi bisa berjam-jam, bayangin kalo harus nyambung2 pula.. Aduuuhh.. Beruntung lah saya ngga jadi naik bis..hehe.

Nyampe di stasiun central Berlin, ntah karena capek, atau karena kaget dengan besarnya stasiun ini, atau mungkin juga karena udah mulai gelap, saya udah ngga sanggup untuk cari2 track kereta dalam kota, akhirnya mutusin untuk naik taksi aja ke hotel, walau deg2an takut ketemu supir taksi yg ngeyel atau mau nipu, maklum di Salzburg ngga pernah naik taksi dan sering punya pengalaman jelek bertaksi di Jakarta, jadi agak parno, tapi ternyata supir taksinya ramah dan seneng ngobrol apalagi  begitu dia mengenali aksen bahasa Jerman saya yg kentel ketahuan kl saya dari Jerman Selatan, dia nebak apa saya tingal di Munich, begitu saya bilang tinggal di Salzburg, dia langsung cerita bahwa dia berasal dari Traunstein (kota di Jerman Selatan, yg letaknya ngga terlalu jauh dari Salzburg).

Di hotel saya sudah ditunggu Bethie dan Deny yg sudah leyeh2 di tempat tidur karena mereka memang nyampe dari siang/sore dan sudah cukup capek ngukur jalan di daerah Kudamm tempat kami menginap, tulisan ttg hotel kami bisa dibaca di blognya Bethie.

Anggi belum lama nyampe hotel dan lagi kelaparan..hehehe. Setelah cepaka cepiki kenalan singkat (kok saya saat itu ngerasa seperti udah kenal dan ketemu mereka lama ya, ngga ada rasa canggung atau asing sama sekali), saya nemenin Anggi cari makan di luar, saya sendiri ngga berasa lapar sama sekali, ternyata sarapan berat saya pagi itu berupa  nasi campur (nasi putih, mie goreng, tempe kacang kering dan kerupuk) cukup banget ngeganjel perut sehari itu. Anggi beli makanan di McD, karena cuma itu keliatannya yg msh buka di daerah deket hotel. Balik ke hotel, saya bersih2 badan dan siap2  untuk tidur yg ternyata menjadi masalah saya selama di Berlin, at least 2 malam pertama..

31.07.16 Hari Pertama

Ya, hari itu kami anggap official sebagai hari pertama kami ngumpul. Program utama hari itu adalah ke Teufelsberg. Saya sengaja ngga cari2 info sama sekali untuk program kami di Berlin, kepengen dapet surprise gitu ceritanya, atau juga mungkin supaya ngga punya ekspektasi sama sekali, blank gitu jadi seandainya program atau acara ketemuan ini "gagal", saya tidak akan terlalu kecewa, ntah lah.. Atau saya lebih berkonsentrasi dengan masalah dengan siapa saya ketemu saat itu, jadi program jalan2 dll cuma sebagai bonus..

Info lebih jelas tentang Teufelsberg bisa di lihat di Wikipedia. Yang pasti tempat ini cool banget, cocok untuk berfoto ria dengan background grafiti atau barang-barang rongsokan yang artistik, menurut saya lho :-)


Tongsis Bethie beraksi, dari kiri ke kanan: saya, Anggi, Bethie, Deny dan Mia
lokasi: Teufelsberg
jadi model sebentar, Anggi yg jepret..

Giliran Deny yg jadi tukang jepret :-)


model dari London, liat ototnya booo 

Teufelsberg 

Mia dari Hannover ikut bergabung dengan kami hari itu. Setelah puas foto2 di Teufelsberg, cukup lama kami disini sekitar 2 jam-an ( baca tulisan Anggi juga ttg keseruan kita disana ya),waktu makan siang udah lewat dan perut tentu aja keroncongan, program berikutnya tentu aja makaaannn hehehe, semangat dong apalagi udah di iming2in oleh Bethie bahwa di restoran Nusantara, banyak makanan Indonesia yang enak2. Terus terang, saya ngga pernah nyari makanan Indonesia kalau lagi travelling di luar Indonesia, sebisa mungkin saya makan makanan lokal, lagipula saya bisa  dan biasa masak sendiri makanan Indonesia di Salzburg, atau makan di rumah temen, jadi semakin penasaran dengan restoran ini.

Karena banyaknya pilihan makanan dan minuman di restoran ini, kami semua butuh waktu beberapa menit untuk bisa menentukan pilihan menu, Anggi bahkan berniat untuk pesen 2 menu, saking lapar dan panik membaca daftar makanan yang ada hahahaha..

Bebek penyet untuk Mia dan saya, soto Padang untuk Anggi, mie ayam pesenan Bethie, soto Tegal pilihan Deny. Es campur dipesen saya, Anggi dan Mia. Es cincau minuman Deny, es campur durian pilihan Bethie. Baca nama-nama makanan dan minuman tersebut, mana ada yang nyangka ini ada di luar Indonesia hehe.. Begitu semua tersaji di meja, tiba-tiba sunyi senyap, semua mendadak bisu... Sibuk makan bo, bukan kenapa-kenapa hahaha... Kenyaaang dan puas banget, bahkan Anggi pun ngga jadi pesen porsi ke 2, karena kami juga udah pesen tempe mendoan sebagai camilan. 


wajah2 bahagia di restoran Nusantara :-)

Dimana lagi tempat yg cocok untuk bercerita, ngobrol kalo bukan di meja makan. Disini lah kami berkesempatan mengenal satu sama lain. Saya senang bercerita dan mendengarkan cerita mereka. Semua mendapat "giliran"nya, obrolan kami begitu smooth, saya ngerasa tidak ada satu pun dari kita yg mendominasi percakapan atau merasa tersisihkan.. In short, menyenangkan banget hari itu bersama mereka. 

Eiiittss... tapi hari masih panjang lho, dan setelah makan siang ditutup dengan cappucino , saya yg tadinya udah ngantuk berat karena ngga bisa tidur malemnya, jadi melek lagi dan seger kembali..

Berkat group one day ticket public transportation yg kami beli di pagi harinya (berlaku untuk maksimal 5 org/ticket harganya 17 Euro, kalo ngga salah inget heehe), tanpa masalah bisa turun naik kereta dlm kota seharian tapi tetep aja tiap malem kita chek di apps, berapa km hr itu jalan, so yeess 12km rata2, good job, girls..:-)

Tujuan berikutnya Museum Island, cuaca udah mulai mendung2 gitu. Namanya Museum Island jadi udah bisa ditebak isinya berbagai macam museum, tapi kami ngga ada yg tertarik untuk masuk ke salah satu museum lagipula sudah terlalu sore, kemungkinan museum jg udah tutup, jadi kami hanya bikin foto untuk dokumentasi dan leyeh2 di rumput di depan kathedral, sambil diiringi musik dari pemusik jalanan yg ngejazz, bagus banget, pas..


di depan salah satu museum
leyeh 2 di depan Berliner Dom (kathedral Berlin), kl udah liat kamera, lupa capek dan lecek hahaha
Hujan yang turun membuat bubar lamunan sore menjelang malam itu. Sambil berteduh di koridor panjang museum island, kami memikirkan apa bisa kami kunjungin. Bethie yg tau daerah situ dan kenal salah satu kedai es krim enak, nyaranin untuk nongkrong disitu. Cari punya cari ternyata kedai es krim itu udah ngga ada disitu, akhirnya masih di daerah Hascher market kami nemu kedai es krim yang lain. Secara saya kurang ngefans sama es krim, pilihan jatuh ke cappucino (lagiiii..hehehe). Kopinya enak, es krimnya menurut Anggi dan Bethie juga enak, Deny ngga kepengen apa2 masih kenyang sama es cincau hehehe. 
Oh ya Mia berpisah dengan kami setelah makan siang/sore di restoran Nusantara tadi..



Hascher Market, cool location for hang out



Hari pertama kami berakhir dengan rasa puas dan capek sih itu udah pasti, tapi seneng lah hari itu.. 
Sayangnya malam itu saya masih belum bisa tidur..

01.08.16 Hari kedua

Hari ini saya, Anggi dan  Deny ikutan free walking tour . Deny yg booking tour ini online beberapa hari sebelum ke Berlin. Tour ini berlangsug sekitar 2,5 jam. Tour ini sangat menarik, mendatangi tempat2 bersejarah Jerman di masa perang dingin barat timur, guidenya secara details jelasin sejarah dari tempat-tempat yang kami kunjungin. Kalo tertarik silahkan klik di link diatas ya. Sedangkan Bethie memanfaatkan waktu pagi itu di Berlin Mall dengan Mindy.Highlight hari kedua ini adalah apalagi kalau bukan makan siang bareeeennggg... hahahha orang Indonesia emang suka makan ya. Seru banget makan siang di warung Indonesia Mabuhay, rekomen buat yg lagi jalan2 di Berlin dan kangen masakan rumahan. 



















Ngga perlu banyak cerita ya tentang keseruan kita di restoran ini, foto2 diatas udah cukup banyak bercerita.. :-)
Setelah kenyang makan, lagi2 saya tutup dengan kopiiiii hahahha, mata udah tinggal 1 watt kl ngga dibantu kopi udah ngga bisa ngapa2in lagi nih, maklum dah 2 malem susah tidur, kami pergi ke parlemen building, walau ngga punya tiket masuk utk ke gedung itu (harus booking online jauh2 hari dan sayangnya untuk tanggal itu udah penuh semua) kami cukup puas sudah bisa foto rame2 di depan gedung ini..hehehe



Setelah dari gedung parlement ini Mindy dan Bethie berpisah dengan kami. Bethie harus siap2 untuk ke konser Sting. Mindy ada acara ketemu temen lain dan kami ber 3 harus cari start point untuk boat tour. Sore itu cerah sekali, walau berangin, kami beruntung sekali dengan cuaca. 

Boat tour yang kami pilih yg pendek aja, 1 jam (ada pilihan tour yg lain tentu aja), tiketnya 13,- Euro/orang. Kami semua menikmati tour ini..



Setelah tour ini kami masih punya waktu beberapa jam sambil nunggu Bethie selesai nonton konser. Kami jalan kaki menyusuri sungai Spree sambil nyari tempat nongkrong yang asik. Sampai akhirnya kami ketemu satu cafe restaurant yg dari luar penuh orang di dalam, kalo penuh gini berarti makanan/minumannya pasti enak, dan dari luar kami liat yg duduk disitu anak2 muda semua, wahh cocok nih untuk kami nongkrong karena kami semua kan juga masih muda (lupa umur sebentar hahahha, eh itu mah saya ya hihihi, Deny dan Anggi mah emang masih muda ). Niatnya cuma mo ngoktail gitu nih, dan mereka punya non alkohol coktails ehh pelayannya pinter nawarin burger yg satu paket dgn cocktails, walau msh kenyang akhirnya kami pesen menu itu, tapi untung ada pilihan no bread burger. Anggi dan saya pilih itu dengan toping yg berbeda. 

Cerita2 seru di cafe Peter Pane, sampe mata udah ngga kuat lagi rasanya udah mo tidur aja di situ..
Ngga lama nyampe hotel, Bethie juga dateng dari konser. Cerita2 dan foto2 ootd Bethie sambil ketawa2 lagi hahahaha.. akhirnya teler lerr..Alhamdulillah malam itu saya bisa tidur agak nyenyak...zzz..zzz..

02.08.16 Hari ketiga

It's time to say good bye..hiks..hiks.. pagi2 udah sibuk ngepak koper, sekitar jam 9:30 kami check-out. Bethie dan Anggi harus ngejar pesawat pagi itu. Saya dan Deny agak santai, karena kereta Deny yg membawa dia balik ke Holland berangkatnya siang. Saya masih tinggal 1 malam di Berlin, kopi darat dengan kenalan dari Facebook.

siap2 untuk check-out

Perpisahan selalu sesuatu yang emosional. Disatu sisi saya bersyukur bertemu muka dan menghabiskan waktu dengan mereka, disisi lain waktu untuk bertemu terlalu singkat. Kami memang bersepakat untuk melanjutkan "tradisi" temu muka ini, ntah kapan dan ntah dimana pertemuan berikutnya. Yang jelas saya bahagia bisa mengenal mereka, individu yang menarik dengan kisah hidupnya masing-masing. 

Terima kasih untuk kepercayaan berbagi cerita, semoga akan ada cerita-cerita dan pertemuan-pertemuan lain... 
God bless you all my friends..

Salam hangat 
Dian